Selasa, 18 September 2012
. Habibi bolehkah saya mengaku sebagai
murid Habib Umar sebagaimana saya telah mengaku bahwa Antum adalah guru
saya. Alangkah senang jika saya dan semua jamaah MR bersanad guru dengan
Habib Umar bin Hafidz.
murid ada dua macam saudaraku, ada murid Ruhiy, ada Murid Jasadiy,
Murid Jasadiy adalah orang yg belajar dg guru tentang suatu ilmu, atau banyak cabang ilmu.
murid ruhiy adalah kecintaan seseorang pada seorang guru, dan mengikuti tuntunannya dan bimbingannya, walau tak pernah jumpa sekalipun.
semoga kita menjadi murid ruhi dan jasadiy beliau, amiin
salam tadziem untuk guru guru ku semua alfaatihah....
murid ada dua macam saudaraku, ada murid Ruhiy, ada Murid Jasadiy,
Murid Jasadiy adalah orang yg belajar dg guru tentang suatu ilmu, atau banyak cabang ilmu.
murid ruhiy adalah kecintaan seseorang pada seorang guru, dan mengikuti tuntunannya dan bimbingannya, walau tak pernah jumpa sekalipun.
semoga kita menjadi murid ruhi dan jasadiy beliau, amiin
salam tadziem untuk guru guru ku semua alfaatihah....
Selasa, 24 Juli 2012
Sifat Pencemburu Allah SWT Senin, 30 April 2012
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa | |
Friday, 11 May 2012 | |
Senin, 30 April 2012
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ،
وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا، وَمَا بَطَنَ، وَلَا
شَيْءَ، أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ، مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ مَدَحَ
نَفْسَهُ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Tiada siapapun yang lebih pencemburu
dari Allah, karena itulah Dia (SWT) melarang perbuatan dosa dan jahat,
yang terang terangan atau yang tersembunyi, dan tiada siapapun yang
lebih suka dipuji, selain Allah, oleh sebab itulah Dia (SWT) memuji
Dzat-Nya (SWT) sendiri) (Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ
قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Maha membuka rahasia kerajaan alam semesta dengan cahaya
keindahaNnya, melimpahkan cahaya keluhuran, cahaya kemuliaan dan cahaya
kasih sayangNya, dan kita sebagai manusia diberi kesempatan untuk
melewati kehidupan yang sementara di dunia demi mencapai keridhaan Allah
yang kekal dan abadi, untuk mencapai kebahagiaan yang kekal dan abadi.
Allah subhanahu wata’ala menerangi jiwa hambaNya dengan iman, sehingga
terang benderanglah jiwa itu sebab cahaya Allah, yang mana akan
terlihatlah sifat-sifat kita yang hina yang kemudian kita siap untuk
meninggalkannya, dengan cahaya tersebut terlihat dan terpisahlah antara
sifat yang baik dan sifat yang buruk dalam hati kita hingga kita dapat
membedakan dan dengan mudah untuk menjalankan perbuatan yang baik dan
meninggalkan perbuatan yang hina. Namun ketika cahaya iman dalam hati
seseorang semakin gelap, maka ia semakin tidak akan dapat membedakan
antara hal yang baik dan yang buruk, sebaliknya semakin terang cahaya
iman di hati seseorang maka ia akan semakin mampu membedakan antara
perbuatan yang diridhai Allah subahanahu wata’ala dan perbuatan buruk
yang dimurkai oleh Allah. Hal ini akan terlihat dan tampak dengan cahaya
iman. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ
فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا
كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا
شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ
تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ
يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمٌ
( النور : 35 )
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca
itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon
zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di
sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” ( QS. An Nuur : 35 )
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”Dalam menafsirkan ayat tersebut, sebagian Ulama’ menafsirkan diantara penafsirannya bahwa Allah Maha Mengasuh langit dan bumi, Allah Maha Melindungi dan Maha mengatur langit dan bumi, Allah Maha Tunggal menentukan segala kejadian di langit dan bumi, Allah Maha Mampu merubah keadaan dan Allah Mampu menerangi jiwa hamba-hamba yang beriman dengan kemuliaan dan cahaya-cahaya tuntunan para Nabi dan Rasul, yang berakhir dengan pemimpin para pembawa cahaya iman sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang Allah memberinya gelar sebagai “Cahaya yang terang benderang” sebagaimana firmanNya :
وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
( الأحزاب : 46 )
“Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” ( QS. Al Ahzaab : 46 )Maka disini dapat kita fahami ketika Allah subhanahu wata’ala menggelari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai “Pelita yang terang benderang”, bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lah cahaya Allah subhanahu wata’ala, beliau lah hamba yang menerangi alam semesta ini dengan hidayah, dengan tuntunan keluhuran dan seindah-indah budi pekerti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diantaranya beliau adalah makhluk yang paling ramah dan dermawan, makhluk yang paling sopan dan berlemah lembut dari semua makhluk Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang sering kita dengan, dimana ketika seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : “sungguh aku akan celaka dan masuk akan masuk neraka”, maka Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersbada : “wahai Fulan, apa yang menyebabkanmu mengucapkan hal demikian?”, kemudian orang itu berkata : “Wahai Rasulullah, aku telah berjima’ dengan istriku di siang hari bulan Ramadhan”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bertobatlah kepada Allah, dan engkau harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut”, maka orang tersebut berkata : “wahai Rasulullah, aku adalah seorang kuli yang miskin, untuk berpuasa selama satu bulan bagiku sangatlah berat dan tidak mampu melakukannya apalagi harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut”, . Kita ketahui bahwa tidak ada seorang pun yang lebih tegas dalam menjalankan syariat daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun kita lihat bagaimana keindahan dalam sikap ketegasan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menanggapi permasalahan orang tersebut, yang mana ketika orang yang tadi berkata bahwa ia tidak mampu melakukan puasa selama 2 bulan, lantas sebagai ganti dari puasa itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh orang tersebut untuk memberi makan 60 orang miskin, maka ia pun berkata : “Wahai Rasulullah aku adalah seorang yang miskin, untuk memberi makan keluargaku saja aku merasa sangat kesusahan, bagaimana aku harus memberi makan untuk 60 orang”, mendengar ucapan orang tersebut dan karena kasih sayang dan sifat lemah lembutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian beliau mengambil kurma milik beliau shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menebus dosa orang tersebut, seraya berkata : “berikanlah kurma ini kepada penduduk yang termiskin di Madinah ”, maka orang tersebut berkata : “Wahai Rasulullah, orang yang termiskin di Madinah adalah aku”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “jika begitu, ambillah kurma itu untukmu”. Dari sini kita ketahui bagaimana kelembutan dan kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik ketika di dunia atau pun kelak di akhirat. Dimana di akhirat kasih sayang beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berupa syafa’at kubra, sebagaimana yang banyak teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mensyafaati sedemikian banyak orang yang telah masuk ke dalam neraka selama ia tidak menyembah kepada selain Allah selama hidup di dunia. Namun dalam hal ini masih banyak orang yang terkadang merasa bingung dan bertanya-tanya ; “siapakah yang lebih baik dan berkasih sayang, Allah subhanahu wata’ala atau nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?, Allah subhanahu wata’ala yang telah menciptakan neraka kemudian memasukkan hamba-hambaNya ke dalam neraka itu namun Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam justru mengeluarkan mereka dengan syafaat beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. Maka dalam hal ini harus kita fahami bahwa Allah subhanahu wata’ala lah yang telah menciptakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjadikan beliau memiliki sifat lemah lembut serta mampu memberikan syafaat untuk manusia, maka kesemua itu adalah atas kehendak Allah subhanahu wata’ala, sebagai bentuk daripada ungkapan cinta Allah kepada hamba-hambaNya, maka cintailah Allah subhanahu wata’ala Yang memberi petunjuk dengan cahayaNya kepada siapa pun yang dikehendakiNya, semoga kita senantiasa diterangi oleh cahaya Allah dengan hidayahNya, amin. Di hari-hari terakhir ketika Rasulullah dalam keadaan sakaratul maut, diantara wasiat yang beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ucapkan adalah :
اَلصَّلاَةُ اَلصَّلاَةُ
“(Lakukanlah) shalat, shalat”Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اَلصَّلاَةُ نُوْرٌ
“ Shalat adalah cahaya “Maka semakin seseorang banyak meninggalkan shalat, maka akan semakin gelap kehidupan bathin (sanubari) dan zhahirnya. Begitu juga semakin seseorang banyak melakukan shalat, disamping mengerjakan shalat yang fardhu ia juga melakukan shalat-shalat yang sunnah maka hal tersebut akan semakin membuat hati seseorang menjadi tenang dan bercahaya dalam masa hidupnya di dunia dan kehidupannya di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam demikian lembut dan berkasih sayang kepada semua makhuk, namun Allah subhanahu wata’ala lebih Maha berkasih sayang, sehingga berfirman dalam hadits qudsi :
إنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي
“ Sesungguhnya rahmatKu (kasih sayang) mengalahkan (melebihi) kemurkaan-Ku”Sehingga setiap satu kebaikan seseorang akan dibalas dengan sepuluh kebaikan, sedangkan satu perbuatan jelek hanya dibalas dengan satu kejelekan, maka hal ini menunjukkan bahwa kasih sayang Allah melebihi kemurkaanNya. Oleh sebab itu sesuatu yang sangat mudah didapatkan oleh seorang hamba adalah pengampunan Allah subhanahu wata’ala karena para malaikat pun memohonkan pengampunan untuk penduduk bumi, yaitu manusia. Akan tetapi hal tersebut tidak boleh diremehkan karena Allah subhanahu wata’ala juga memiliki kemurkaan. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman:
تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلَائِكَةُ
يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ
أَلَا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
( الشورى : 5 )
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena
kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya
dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa
sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (
QS. As Syuuraa: 5 )Mengapa langit hampir terbelah? Yaitu karena gemuruh para malaikat yang berdzikir menyebut nama Allah subhanahu wat’ala dan memohonkan ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala untuk penduduk bumi, demikian dahsyat dan hebatnya gemuruh para malaikat yang berdzikir dan memohonkan ampunan kepada Allah untuk penduduk bumi, sehingga hampir membuat langit terbelah, sedangkan jika seluruh penduduk bumi semuanya berkumpul dan berdzikir maka hal itu belum mampu untuk sekedar menggeser sebuah gunung apalagi membuat langit terbelah. Dan dalam hal ini yang perlu kita ketahui bahwa para malaikat memohonkan pengampunan untuk penduduk bumi adalah atas perintah dan kehendak Allah subhanahu wata’ala karena rahmatNya terhadap hamba-hambaNya, maka apalagi hal yang menghalangi kita untuk mencintai Allah subhanahu wata’ala?!. Sampailah pada hadits agung yang telah kita baca, dimana hadits tersebut mengundang kita untuk mencintai dan dicintai Allah subhanahu wata’ala. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa tiada yang lebih pencemburu daripada Allah subhanahu wata’ala, dan kita ketahui bahwa cemburu timbul dari rasa cinta. Sehingga dari rasa cemburu itu Allah subhanahu wata’ala mengharamkan perbuatan-perbuatan jahat baik yang zhahir atau pun yang bathin, baik perbuatan dosa yang tampak dan terlihat mata ataupun perbuatan dosa yang tidak terlihat oleh mata, sebagaimana penyakit hati seperti berprasangka buruk, sombong, iri, dengki dan lainnya maka semua itu dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala karena Allah ingin hamba-hambaNya dekat kepadaNya. Sebab jika seseorang berbuat dosa baik secara zhahir atau bathin maka hal itu akan menjauhkan seorang hamba dari Allah subhanahu wata’ala dan Allah tidak ingin hal itu terjadi, sehingga Allah mengharamkan perbuatan-perbuatan jelek agar hamba-hambaNya menjauh dan meninggalkan perbuatan tersebut kemudian mendekat kepada Allah subhanahu wata’ala, demikian indahnya Allah subhanahu wata’ala. Jika Allah subhanahu wata’ala tidak menyayangi hamba-hambaNya maka Allah akan membiarkan mereka berbuat apa saja, berbuat baik atau buruk. Dan Allah telah menciptakan surga dan neraka, siapa saja yang Allah kehendaki untuk masuk ke surga atau ke neraka maka hal itu mudah bagi Allah subhanahu wata’ala. Namun karena Allah subhanahu wata’ala memiliki rasa kasih sayang terhadap hamba-hambaNya, akan tetapi cinta Allah itu sering diremehkan bahkan ditolak oleh hamba namun Allah subhanahu wata’ala tidak marah dan tidak putus asa untuk tetap menanti jawaban cinta hamba-hambaNya hingga sampai pada nafas-nafas terakhir seorang hamba ketika sakaratul maut, tidak seperti makhluk sebagaimana kita ketahui ketika kita mencintai orang lain dan cinta itu tidak dijawab, maka kita akan merasa sakit hati, marah, atau bahkan menjauh darinya dan lain sebagainya, namun Allah subhanahu wata’ala akan tetap menanti jawaban cinta hamba-hambaNya. Maka gunakanlah selagi masih tersisa nafas-nafas kita untuk mencintai Allah subhanahu wata’ala, untuk merindukan Allah subhanahu wata’ala, dan mengagungkan Allah dengan menjauhi hal-hal yang hina di sisi Allah semampu kita, adapun atas perbuatan jelek yang belum mampu kita hindari maka senantiasalah memohon kepada Allah agar diberi kemudahan dan kekuatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah subhanahu wata’ala, serta perbanyaklah berbuat sesuatu yang diridhai Allah terlebih hal-hal yang wajib bagi kita, dan juga perbanyaklah perbuatan-perbuatan yang sunnah, karena perbuatan-perbuatan baik akan menghapus perbuatan-perbuatan yang buruk, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
(هود : 114 )
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Huud : 114)Dalam hadits tersebut diatas yang dimaksud bahwa “Allah subhanahu wata’ala mengharamkan perbuatan-perbuatan buruk”, sebagian ulama’ mengatakan bahwa yang dimaksud perbuatan-perbuatan buruk adalah perbuatan zina dan perbuatan yang mengakibatkan perbuatan zina, karena di masa jahiliyyah perbuatan zina tidak apa-apa dilakukan jika secara sembunyi-sembunyi, adapun jika secara terang-terangan maka termasuk hal yang buruk. Akan tetapi dalam syariat agama Islam Allah subhanahu wata’ala mengharamkan perbuatan tersebut baik secara terang-terangan ataupun secara sembunyi-sembunyi. Adapun Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa pendapat yang paling kuat adalah bahwa Allah subhanahu wata’ala mengharamkan segala perbuatan jelek, karena kecemburuan Allah yang muncul sebab cintaNya kepada hamba-hambaNya. Namun jika saat ini hingga kelak ketika sakaratul maut cinta Allah itu kita tolak, bagiamana keadaan kita kelak ketika akan menghadap Allah subahanahu wata’ala, dimanakah tempat orang-orang yang menolak cinta Allah ketika di dunia?!, bagaimana wajah-wajah orang yang yang kelak ketika dipanggil: “Fulan bin Fulan maju kehadapan Allah”, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إذَا أَحَبَّ الْعَبْدُ لِقَائِي أَحْبَبْت لِقَاءَهُ وَإِذَا كَرِهَ عَبْدِي لِقَائِي كَرِهْت لِقَاءَهُ
“ Jika seorang hamba ingin (suka) dengan perjumpaanKu maka Aku
juga menyukai/mencintai perjumpaannya, dan jika seorang hamba membenci
perjumpaan denganKu maka Aku pun membenci perjumpaannya”Jika seseorang yang ketika hidup di dunia ia tidak rindu kepada Allah bahkan tidak terlintas keinginan pun untuk bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala Yang telah memberinya nafas, penglihatan, pendengaran dan kenikmatan yang lainnya, sungguh betapa malunya keadaan orang tersebut kelak berada di hadapan Allah subhanahu wata’ala. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَلَا شَيْئَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ مِنَ اللهِ وَلِذلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ
“ Dan tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada pujian ,oleh sebab itu Dia (Allah) memuji DzatNya”Mengapa Allah subhanahu wata’ala memuji dzatNya?, karena Allah subhanahu wata’ala memang berhak untuk dipuji, jika seorang hamba memuji Allah subhanahu wata’ala dan ia mnegetahui bahwa Allah subhanahu wata’ala suka dipuji, kemudian hamba tersebut memuji Allah maka Allah akan memuliakannya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan hal tersebut kepada ummat beliau supaya mereka banyak memuji Allah subhanahu wata’ala, namun bukan berarti Allah subhanahu wata’ala butuh pujian kita, tidak seperti manusia yang diantara sifat fitrah manusia adalah suka dipuji dan tidak senang dihina, meskipun bagi orang-orang yang mencapai derajat yang tinggi dari para shalihin maka bagi mereka sama saja antara dipuji atau dihina. Maka jika seseorang suka dipuji maka mungkin saja ada keinginan buruk dalam dirinya dengan pujian itu, namun jika Allah menyukai pujian maka karena Allah memang berhak untuk dipuji, dan tiada yang berhak dipuji selainNya yang telah menciptakan kerajaan alam semesta. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam megajarkan kepada kita untuk banyak memuji Allah subhanahu wata’ala. sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
اَلْحَمْدُلله تَمْلأُ الْمِيْزَانَ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لله
تَمْلآنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلاَةُ
نُوْرٌ
“ Alhamdulillah memenuhi (memberatkan) timbangan, dan
Subhanallah waalhamdulillah keduanya memenuhi ruang yang ada di langit
dan bumi, dan shalat itu adalah cahaya”Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
كَلَمَتانِ خَفِيفَتَانِ على اللِّسانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِي المِيزَانِ
حَبيبَتَانِ عَلَى الرَّحمَن : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ
الله العَظِيْم
“ Dua kalimat yang ringan di lidah (diucapkan), memberatkan di
timbangan, dan disukai oleh Allah : “ Subhanallah wabihamdihi
subhanallah al ‘azhiim”Yang mana ucapan tersebut sangat ringan diucapkan, namun sangat bernilai di sisi Allah subhanahu wata’ala. Maka terangi hari-hari kita dengan ucapan-ucapan indah tersebut, terlebih lagi mungkin sebagian dari kita merasa kesulitan jika harus membaca Al qur’an, karena membaca Al qur’an harus dalam keadaan bersuci, jika kita tidak dalam keadaan bersuci maka haruslah terlebih dahulu berwudhu, namun untuk berdzikir tidak diharuskan bagi kita untuk berada dalam keadaan bersuci atau tidak berhadats. Disebutkan dalam sebuah riwayat Shahih Al Bukhari bahwa orang yang berdzikir mengingat Allah dalam kesendiriannya kemudian ia mengeluarkan air mata, maka Allah subhanahu wata’ala akan memberinya naungan kelak di hari kiamat yang mana tiada naungan kecuali naungan Allah subhanahu wata’ala, orang yang berdzikir mengingat Allah subhanahu wata’ala dalam kesendiriannya kemudian ia mengalirkan air mata. Jika kita sering bertafakkur dan mengingat Allah subhanahu wata’ala, merindukanNya Yang Maha Indah, dimana memandang Allah subhanahu wata’ala adalah merupakan kenikmatan yang terbesar. Al Imam At Thabari Ar di dalam tafsirnya menjelaskan dengan menukil sebuah riwayat yang tsiqah bahwa setelah penduduk surga masuk ke dalam surga, maka ketika itu datanglah seseorang yang membawa cahaya seperti gunung, maka mereka berkata: “siapakah orang itu?”, maka maalaikat menjawab : “ Dia adalah abu al basyar As, nabi Adam As”, maka nabi Adam As langsung menuju mimbar cahaya, kemudian datang seseorang yang membawa cahaya bagaikan gunung, dan ketika ditanya siapakah dia, maka malaikat menjawab : “Dia adalah khalilullah, Ibrahim As”, demikian seterusnya datang para nabi satu per satu, hingga kemudian datanglah seseorang yang membawa cahaya sebanyak jumlah cahaya yang dibawa oleh para nabi dan rasul, yang membawa cahaya yang paling banyak dari nabi dan para rasul sebelumnya, dan ketika ditanya Dia adalah nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pemimpin para nabi dan Rasul. Maka ketika itu para nabi dan rasul berada di mimbar-mimbar cahaya, para syuhada’ dan shalihin berada di atas dipan-dipan cahaya, dan penduduk surga yang lainnya duduk di atas lantai yang terbuat dari misk ( minyak wangi ) menjadi lantai surga, maka ketika itu Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Selamat datang para hamba-hambaKu, para tamu-tamuKu”, kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk member mereka hidangan-hidangan berupa makanan, dan minuman yang belum pernah mereka rasakan di dunia, kemudian dihembuskan kepada mereka angin yang mewangikan seluruh tubuh mereka, lalu dibagikan kepada mereka pakaian-pakaian surga yang sangat indah. Ketika itu Allah subhanahu wata’ala memerintahkan malaikat untuk membuka tabir cahaya yang menghalangi antara Allah dengan hamba-hambaNya, yang mana disebutkan oleh sebagian pendapat bahwa tabir itu adalah paduan antara kegelapan, cahaya dan air, adapun sebagian Ulama’ mengatakan jumlah tabir itu adalah 70.000, kemudian tabir itu disingkap dan Allah subhanahu wata’ala berfirman :
السلام عليكم عبادي، انظروا إليّ فقد رضيت عنكم
Maka ketika itu berguncanglah surga, dan bertasbihlah seluruh
malaikat, dan semua manusia tersungkur bersujud karena memandang
kewibawaan dan keindahan Allah subhanahu wata’ala. Maka Allah subhanahu
wata’ala berfirman :
عبادي ارفعوا رءوسكم فإنها ليست بدار عمل، ولا دار نَصَب إنما هي دار جزاء
وثواب، وعزّتي وجلالي ما خلقتها إلا من أجلكم، وما من ساعة ذكرتموني فيها
في دار الدنيا، إلا ذكرتكم فوق عرشي
Maka mereka pun memandang pada keindahan Allah subhanahu wata’ala…
اللهم ارزقنا النظر إلى وجهك الكريم
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا
نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ
تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
|
Kamis, 19 Juli 2012
Istilah Cinta
Ada banyak istilah yang mengacu padaa kata cinta tapi manakah yang cintamu itu berada kawan?
- 1.Al-Mahabbah (Kasih sayang)
- 2. Al-Alaqah (Cinta, Hubungan, Segumpal darah)
- 3. Al-Hawa (Hasrat, Nafsu, Keinginan)
- 4. Ash-Shabwah (Kerinduan)
- 5. Ash-Shababah (Kerinduan yang halus)
- 6. Ash-Syaghaf (Cinta yang mendalam)
- 7. Al-Miqatu (Cinta)
- 8. Al-Wajdu (Cinta yang disertai rasa sedih)
- 9. Al-Kalaf (Cinta yang mendalam)
- 10. At-Tatayyum (Penghambaan)
- 11. Al-‘Isyqu (Cinta yang meluap-luap)
- 12. Al-Jawa (Cinta yang membara)
- 13. Ad-Danafu (Sakit karena cinta)
- 14. Asy-Syajwu (Cinta yang berakhir dengan kegelisahan atau kesedihan)
- 15. Asy-Syauqu (Rindu)
- 16. Al-Khilabah (Cinta yang mengecoh)
- 17. Al-Balabil (Yang gelisah)
- 18. At-Tabarih (Cinta yang memuncak)
- 19. As-Sadam (Cinta yang berakhir dengan sesal dan rasa sedih)
- 20. Al-Ghamarat (Bodoh, lalai dan mabuk)
- 21. Al-Wahl (Takut, gemetar)
- 22. Asy-Syajanu (Membutuhkan)
- 23. Al-La’iju (Hangus, terbakar)
- 24. Al-Ikti’ab (Merana karena sedih)
- 25. Al-Washabu (Derita Cinta)
- 26. Al-Hazanu (Kesedihan)
- 27. Al-Kamadu (Kesedihan yang terpendam dalam hati)
- 28. Al-Ladz’u (Terbakar api)
- 29. Al-Huraqu (Gejala cinta)
- 30. As-Suhdu (Sulit tidur)
- 31. Al-Araqu (Tidak dapat tidur)
- 32. Al-Lahfu (Sedih)
- 33. Al-Hanin (Kerinduan, Belas kasih)
- 34. Al-Istikanah (Tunduk, Menyerah)
- 35. At-Tabbalah (Derita cinta)
- 36. Al-Lau’ah (Terbakar kerinduan)
- 37. Al-Futun (Cobaan, Ujian)
- 38. Al-Junun (Gila, Tidak waras)
- 39. Al-Lamamu (Setengah gila)
- 40. Al-Khablu (Binasa)
- 41. Ar-Rasis (Teguh, Tegar)
- 42. Ad-Da’ul Mukhamir (Penyakit yang merasuk)
- 43. Al-Wuddu (Kasih yang tulus)
- 44. Al-Khullah (Satu cinta)
- 45. Al-Khilmu (Sahabat)
- 46. Al-Gharam (Cinta yang dibutuhkan)
- 47. Al-Huyam (Sangat dahaga)
- 48. At-Tadliyah (Gila, Linglung)
- 49. Al-Walahu (Tidak waras dan bingung)
- 50. At-Ta’abbud (Penghambaan)
Sabtu, 07 Juli 2012
* percakapan ibu & anaknya *
ibu : tau gak kenapa ibu sayang
banget sama kamu?
anak : karna saya anak ibu kan?
ibu : tapi ada alasan yang lebih
... hebat daripada itu nak.
anak : apa itu bu?
ibu : karena boleh jadi kamulah
penyelamat ibu di kubur nanti
andai malaikat sedang malu
memalu & memukul jasad ibu
nanti.
jadi anak soleh ya?
ibu perlukan do'amu disana.
(sambil mengalirkan air mata)>semoga kita semua menjadi anak yang sholeh&sholehah>
aamiin.
Slam rindu ku untuk seluruh Teman sedunia dan akhirat
assalamaalaikum marahmatullohiwabarokatuh....
Selasa, 05 Juni 2012
Kudune
lwewih akeh meneng daripada ngomong,
ngomong jeroan nek wis isa ngrasakna dewek aja jere, dudu kira2 n hasil piker.
Aja tukang ngomongi wong tif…
Malam rabu 2
april 2012
robbana
anzilna munzalan mubarikan wanta khoirul munzalin...
rasa cinta muridlah yang membedakan
keberkahan ilmu seorang murid.
semalam sowan kedung paruk n q ma mas herman
crita dewek gak ndengerin pengendikane
mabh malik...
seolah gak pengin jadi samtri beliau...
yaalloh
ms ltf
5 thun belajran cinta guru
tanda murid apik kelingan omonge guru n
tersno kro guru ngungkuli tresnone meng pacar
anane motor di wei motor sing apik anu arep di wei
pekerjaan sing berat, sama dg orang yang
giat bekerja...
kulonyuwun kanti musibah meniko, nyuwun n
yakin nek gusti alloh badhe nggantos kalihan ingkang langkung sae.
Dosa nek di anggap gede malah dadi cilik tapi nek dianggap cilik
malah dadi gede [permasalahane ngremehaken maring sing gawe peraturan] tapi
nek nganggep gede shingga ngrasa nek alloh ramungkin ngapura sehingga putus
asa n berarti suudzon karo GUsti ALOOH berrti dosane
malah lewih gede merga suudzone kuwe, dudu dosane
Toat semakin dianggep
cilik sepele aras2en rapatia semangat rapatia kudu ngoyo berarti penting dadi
gede mungguhe alloh…. Msal tahun iki kudu haji…
MANUT KANA AJA MELU2 NGATUR SING PENTING NGERTI POSISIMU DILUNGGUHNA
NENG NDI TUGASE OPO BAR… YAKIN PERCOYO KON DZIKIR MANGKATOOO TIFFF
Gak mungkin orang yang punya
roja ko gak getun ketika kepoten amal
(gak ngweryti yo getun)
30-4-2012 Wingi
ngimpi heleme ilang gara2 tledor ra dikunci, trus digeleti ra ketemu jan q
getun banget muga2 aja kaya kuwe astaghfirulloh…….
01-5-2012 Mau
esuk qu ngimpi ketemu asu jan trus asune ngaling2i q rep ndeleng sesuatu kayane
asune nguyu lhu. Trus kanan2ne lagi pimpongan k2 ari n ms andi n mas eko, ko
ujug2 mejane di pindah n mas eko dolanan karo nizar malah,,, wallohu a’lam….
Astaghfirulloh,,,,
2-5-2012 Tadi ngimpi nangkep iwak
nang pante jan kepenake poll.. rasah repot2 iwake langsung medek n tek wadaih
aqua langsung…
MS LUTFI ACHMAD
Aja ngasi Anggone ora sengit karo
wong liya nganti keton lan dirasa nang sing di sengit.
Ilmu karo ma’rifat secara lughote
pada bae tapi secara ma’na beda. Ngilmu kue artine ngerti tapi nggo pengetahuan
tok. Nek ma’rifatngerti nganggo syariat sing bener tapi dudu sekedar
pengetahuan tapi dadi keyakinan.
Wali diangkat nang gusti Alloh
jlaran 2 werna= karena ilmu lan ma’rifate ex mbah dimyati banten dan karena
banget lugune lan tresanane karo alloh lan kanjeng nabi ex mbah mangli.
Guru kuwe ana sing duwe ilmu se
sendok, se ember, segelas se sumur se kali nah kaya kuwe nek ilmune dewek wis
se sumur aja njur ora gelem ngormati guru sing ilmune sesendok. Nabi adam
nglanggar aturane gusti Alloh bias dingapura, tapi sombonge iblis njog dina
kiyamat ra dingapura. Dewek njaluk ngapura karo gusti Alloh gara gara maksiyat
tapi ra tau ngerasa salah. Padahal sambendina ngrasa sombong dan lewih apik
soko wong liya.
Akalmu ajanganti ngalahaken ati
tif…Kudu ngormati sekabehane. Aja sekali kali ngremehhaken apamanign ngasoraken
maring guru tif, sapapun kuwe, abah, ms sidik, mbah ali, ms lutfi, ato sapapun
sing pernah ngajar ko walaupun hanya satu huruf kaya syidina alibinabutolip
k.w. tanpa mereka kowe ra bias dadi kaya siki. Kuwe juga dadi salah satu
penghalange rung bisa sowan bib lutfi, mabh malik, apamaning kanjeng nabi, la
haula wala quwwata illa billah….. robbana ma kholaqta hadza batila subhanaka
faqina ngadzabannar.. amin. Belajaran jembar atine, dadi jre ms lutfi bisa
maca zaman, n bisa ngerti jelas sapa tentarane dajjal, werna wernane wong tapi
ya ra gumun, mung kaget, ternyata dunia kiye skenarione luar biasa. Kabeh
santri sing cinta karo guru lahir batin insyaAlloh kasil tif jadi aja seneng
mbanding - mbandingna guru.
Kanca sing apik dudu sing muji
sabendina tapi jugasing ngelingna nek kancane salah.
3,5,12. Ms ltfi, jane kenangapa
amale sitik tapi cepet kasil, sebab atine yakin tif… wiridan atusan ewu nek
atine ghoflah ya mungkin angel gutule tif. Belajaran ihsan luwih penting tif..
Ngamal sing kena di arep arep
untuk memperbaiki ati kuwe, nek amale wis ra keton nang atine dewek, dadi nek ditemu sopo sopo gak dadi masalah nek di
pek wong dadi ra sakit ati tapi malah kbeneran wis ana sing nglakoni. Guru guru
dalalm perjalanan rohani menuju gusti Alloh iku ibarat es buah sing werna
werna. Dwek kudu bias nyeti buahe dadi rasane enak temenan, aja oradiceti tapi
langsung dilebokna wae mengko dadi ra enak… tapi ya kembalikan karo gusti alloh
sekabehane sko NYA.
18,5,12. Mz ltfi, tinggal
belajaran nulungi sing ikhlas walaupun langka manfaate go dewek, go belajaran,
nek nulunge iklas sing di tulungi ya krsa, apamaning nek nganti gelem nulungi
ajarane kanjeng nabi agamane alloh, ya mesti kanjeng nabi karo gusti alloh
krasa nah nek ngono arep njaluk apa maning apa urung ckup dengan kebahagiaan
kanjeng nabi dan rido alloh go kowe tif??? Cukupe banget… mesti…
Gari ngrasa nek sekabehane kuwe
titipan skat gusti alloh sing semangsa mangsa bisa di jaluk nang sing titip..
aja belajar wirangi mung kepengin drajat wali. Mbok akhire mung wiring. Wirangi
kuwe kudu. Drajat wali kuwe peparinge gusti alloh n kersane gustialloh aja nganti
sasar niate…
Sering sowan maqom rapapa sing
penting aja kakehen nafsu lan ambisi neng ati mbok ana wayahe ana apa apane
dadi landep aja seneng disit mbok anu dari jin kuburan sing ngintil.tnadane
kuwe dadi sombong n gemrungsung tif.
Gari belajaran syukur n nrima
apapun pemberiane gusti alloh. Secilik apapun nikmatkue.
KANGEN KANJENG NABI
Selipkan rindumu di tiap fatihah
untuk beliau bertiga(njeng Nabi Muhammad, mbah malik, bib lutfi) aja diniati
pengen ketemu tapi niat tresna sing penting. Tresana kuwe nang ati dudu nang
lisan. Kudu tresna temenan disit tif.. bismillah,,.
MS SIDIK
Dewek arep cramah apapun anu
dewek arep nglakoni. dewek arep duwe murid sing kaya mregujale dewek, contone
ms siik mbien pernah nglanggar tatanan syarengat ya muride rabeda adoh, abah
anom mbien senenge pendekar pendekar sing dadi muride ya ndilalloh kyngono,
ajengan jejen anu pengin jajal ilmune abah anom, kalah ahire dadi muride,
ajengan sapa sijimaning anu pengin njajal santet kro abah anom, tapi akhire
kalah njur dadi muride. Dadi sesuai dengan pengendikane Alloh Hasibu qobla
an tuhasabu. Catelah semua yang kita rasakan nggo pelajaran go dewek n skur
bias manfaat go wong liya. Tafaqodu khalawata fil tsalasaty asyain fi shaolati,
fidzikri, wa fi qiroatil quran dan kalian akan mendapatkannya jika tidak maka
ketahuilah bahwa pintu telah tertutup.
MBAH ALI MU’IN
Sesuk kowe arep ngerti sing
jenenge sukma, siki ra dipeksa mbahe anu kowe tesih duwe tanggungan akeh tapi
suatu saat kowe arep nglakoni kuwe muga2 gusti alloh paring pitulung… amin
Njaluk gendong wae kro ms ltfi
anu ko drung kuat mlumpat dwek nek melu2 ms ltfi. Sekirane kuat yaditampani nek
ngrasa abot ya aja ditampa ben ra makruh neng mburi. Mbok2 drung isa nglakoni
kan dadi rapatia ngrasa rakepenak.
Belajaran ngakeh2aken istighfar,
ben ragampang lara ati. Belajaran ngremuk n ngremes atine dewek ben ra gampang
kemrungsung tif.. ben siap kapanpun.
PONDOK
Nek ngajar sing ikhlas tekan ati
aja mung formalitas, trus tanamkan juga wasiate mbah malik aja tinggal
solat,aja tinggal al quran, aja tinggal solawat. Ditanamake kanti praktek aja
mung teory..
Nganggo fisik ra dadi ya ayuh tif
dicoba nganggo ati jerne mbah ali. Sing alus sing sabar sing adem atine tif.
Kabeh kuwe belajaran.
BAB I
MIMPI (ojo patia ngreken
ngimpi mbok go dolanan jin jre mbah ali di catet n di titeni wae aja crita2)
(cra ms lutfi ngimpi orakena
didadekakn patokan kadang bner kadng ra bner tergantung gusti alloh wae ya)
Lihat pamer dirikita pamer badan
bagus = riya dengan anugrah
alloh pada diri kita
Mimpi lihat kita be’ol= kita sedang mengeluarkan kejelekan(aib) kita
yang tidak boleh dilihat orang lain.
mimpi nangkep ikan= rejeki
biasane
ngimpi numpak bis= kon melu
toreqoh qodiriyah
ngimpi ngaceng= ambisine duwur
ato lagi demen banget kro dunia
mimpi mbangun gubuk wrna ijo=
mbangun suatu organisasi sing apik muga2
mimpi ngelapi kursi= siap siap
dadi pemimpin
mimpi mateni ula= mateni cinta
maring wong wadon
numpak prau karo gusdur= mungkin
anu mrip ajarane beliau dalam hal kepemimpinan jrene mbah ali
mimpi kro ibu neng sawah weruh
pistol trus ada ula q rakawatir tapi ibuku kawatir= ibuku kasil le mondokake
anake dadi duwe senjata merga puasane lan wiridane
mimpi dolan mrng kali karo ulvah.
Ulvah mincing tiap senare tek cekel langsung dipangan ikan iwake gedene
masyaalloh tapi pas ditarik nang ulvah ucul maning ucul maning. Sing terakhir
malah ulih iwak gdene sa kudanil ditarik mentas tapi malah nyokoti bocahan q ya
dadi wedi juga akhira= jere ms lutfi anu omonganku keaboten go wong liya, dadi
gari manut karo sing wis bisa (gurune) bae. Ibarat bakul juragan iwak sing
nyediakaken berbagai macam jenis iwak dewk ulih milih sekuate dwek tergantung
wadahe dewek sepira gedene.. arep diborong kabeh ya ulih nek muat, tapi nek ra
muat ya semuate wae…
jre mbah alia nu arep ulih
rejeki, olehe mangani wong liya karena jerene ibarat batik an sekat wong liya
kaya kuwe,
mu bengi malem senen tgl 20 mei. jbule
aku ngganteni mas umam ngajar risalatul mahid trus ngomong masalah ati n ada
yang tdak bisa menerima apa sing tek sampekaken aku, anu mungkin kaboten q lehe
crita… astaghfirulloh..hha… langsung malem berikute q kebalukan omonganku nang
ngumahe ms lutfi kebumen.
ngimpi mas ibnu nyukur rambut
kucirku n dadi rapih… q ra patis seneng. Ternyata ms ibnu pun rambute rung
rapi..
ngimpi masltfi lagi mriyang n q
dolan n mijeti maslutfi trus dadi Mandan semangat maning mas lutfine…
BAB II
PELAJARAN PENTING
Setiap hari, setiap orang ketika akan bertemu orang lain pasti
berdandan sebaik mugkin, tp perlu disadari bahwa setiap diri kita selalu
membawa tai, urine, umbel, ludah, kopok, riak, ang sembnyi di diri kita masing
masing, dan itu adalah kodrat bukan aib. Maknnya gak boleh mencela sifat buruk/ kelakuan buruk
seseorang, karena baik buruk semua hanya untuk memperlihatkan kekuasaan alloh.
Mz ltfi
Tip sekabehane kue kur titipan
aja nganti ngakuni amal aja ngrasa duweni sesuatu, baik hal dunia maupun
akhirat,,,, dadi manugnsa aja keton, sing keton ben Gusti alloh. Ra keton ra
berarti ilang lho ibarat utri dengan glepungnya. Jre glepung lawong yang mau
disugukan tu aku, ko sing diketon ketonaken neng piring ko godonge… padahal nek
nganti utri glepunge keton kocrat kacrit neng njaba godong anu malah dadi
rapayune. kudune glepunge aja kaya kuwe tapi sing nrima ing pandum, sing manut
karo gustialloh, dinikmati, rasah pengin melu tampil,,, ben dadi larng ben dadi
kanggo, lha ko anu kaya glepung kuwe tif, anu asline ra payu, murahan…tif. Dadi
manuto karo gusti alloh ben dadi Mandan melu larang regane…
BAB III
DAJJAL
Dajjal kecil sekarng udah mulai
keluar
Sekenario mereka menyerang segala
line kehidupan
Di dunia sekuler dajjal memanfaatkan
uang sebagai senjata
Di dunia tasawuf dajjal muncul
sebagai guru dan mursyid2 yang sesat dan diikuti santri santrinya.
Waspadalah.!!!!
Dajjal bukan sosok yang harus
ditakuti tapi diwaspadai n yang dapat menolong kita hanyalah alloh karena ini semua
adalah ujian dariNya Liyabluwakum ayyukum ahsanu amalan.
Cuma sedikit yang percaya dan
sadar akan hal ini semoga qt bias selalu dalam lindungan rohmat Alloh amin….
Belajaran maca jaman, bocah tpq
dididik sing temenan, 10 thun maning bocah tpq arep ngalami jaman sing lewih
medeni timbang siki. Nyiapaken generasi penerus kebagusan kuwe wajib, kuwe
jenenge anglaras ilening banyu. Ngeli tapi ora kely. Tetep nyrawungi zaman tapi
ora katut zaman sing rusak.
TERJEMAH KITAB TENTANG TAHLIL
Bismillahirrohmanirrohim…..
alfatihah…
Segala puji bagi alloh yang telah
menjelaskan tentang dalil dalil atas sesungguhnya tiada tuhan selain alloh
dan telah mencegah akan keselamatan ketauhidan kecuali dengan kelemahan ucapan
nabi nabi Muhammad utusan alloh. Ya alloh curahkanlah rahmat ta’dzim dan
keselamatan kepada beliau yang telah diturunkan atasnya Fa’lam annahu
lailahaillalloh yaitu nabi kita bendara kita Muhammad dan keatas keluarganya, sahabatnya, yaitu
orang2 yang berdzikir pada alloh dan juga atas orang orang yang mengikutinya
dan rahmatilah kami bersamamereka dan jadikanlah kami orang orang yang akhir
perkataaanmya adalah lailaha illalloh. Amin. Amma ba’duh…
Majelis dzikir yang lebih
terkenal dengan nama kumpulan tahlil adalah sebuah perkumpulan yang telah
berjalan sejak dulu hingga sekarang dimanapun, dengan tatacara yang hampir sama.
Bias dikatakan bahwa setiap malam di desa – desa atau kampong tidak pernah sepi
dari yang namanya kumpulan tahlil tersebut. Terlebih ketika hamper malam jumat.
Kebanyakan kumpulan tahlil pahala amalan yang dikerjakan dihadiyahkan kepada
para ahli qubur (orang yang telah meninggal dunia).
Akan tetapi disekitar perkumpulan
tahlil tersebut ada beberapa hal yang perlu diterangkan dan diarahkan. Hal hal
itu timbul karena beberapa sebab diantaranya yaitu:
1. Kurang memahami ilmunya, pada umumnya didapatkan hanya dengan
cara getok tular (mulut ke mulut).
2. Pelaksanaanya tercampur tatacara (adat), pengetahuan, dan aqidah
yang tidak ada tuntunannya didalamagama islam.
3. Keterangan keteraangan yang tidak pas dengan perkumpulan tahlil.
Sehingga kita mengarang risalah
tahlil ini dengan harapan semoga risalah ini bisa sekedar mencari bertambahnya
kebaikan perkumpulan tahlil. Risalah ini memuat dua bab. Bab pertama memuat
masalah yang berhubungan dengan perkumpulsn seperti pitungdinaan (tuju
hari setelah ada keluarga meninggal dunia) dan dilanjutkan bab kedua yang
memuat tentang runtutan tahlil yang berjalan didaerah mushonif tinggal serta
fadilah dan keterangannya. Yang tertulis dibagian atas (pada buku aslinya)
merupakan runtutan tahlil dan yang
tertulis di bagian bawah (pada buku aslinya) tulisan tentang perkataan yang
menceritakan keutamaan bacaan yang dibaca pada majlis tahlil. Kedua bagian tersebut diberi makna menggunakan
bahasa jawa. Sedangkan yang dibawahnya lagi berisi tulisan keterangan tentang
hubungan antara bacaan satu dan yang
lain yang ditandai dengan nomor pada permulaan tiap keterangan tersebut. Perlu
diketahui bahwa urutan tahlil ditempat lain terkadang terjadi sedikit perbedaan
sehingga perlu diperhatikan.
Akhirnya apabila terdapat
kesalahan mohon dibetulkan, dan semoga risalah ini bermanfaat. Amiin.
Wasalualikum wr wb.
Saya
Abdul Muhith bin Muhammad nawawi
jajaran
Kamis, 24 Mei 2012
tgs klh2011
ABDUL LATIF AKHMAD
F1F008112
SCHEMATIC STRUCTURE
Bakhtin suggested that we recognize speech genres because they have
predictable compositional structure. Genres develop linguistic expression
trough a limited number of functional stages, occurring in a particular
sequence. for example horoscope text, typically involve the following stages,
occurring in the following order:
General outlook: a stage in which the astrologer makes a
general statement about the period covered by the horoscope. (e.g. it will
be the rosy month for you)
Uncontingent predictions: a
stage in which general predictions are made about your immediate future.(e.g.
you will meet and marry a tall man)
Contingent predictions: a stage in which different advice is offered
according to the salient category membership of readers.(if single, x will
happen, if married, y)
Advice: a stage in
which astrologers offer advices and warnings.
We cannot make all the meaning we want to at once. Each of the
stages in the genre contributes a part of the overall meanings that must be
made for the genre to be accomplished successfully.
Describing the schematic structure of genres bring us to two fundamental
concepts in linguistic analyses: constituency and labeling.
Constituency
As the name suggests, constituency simply means that things are
made up of, or built out of, other things.
When we describe the schematic structure of a genre, what we are describing
is constituent structure- the structure by which the whole, complete
interaction is made up of part.
The aim of this description is both to identify the part that
constitute the whole, and preferably at the same time, explain how the part
related to each other in constituting that whole. This can be achieved by using
functional labelling in the next generic explanation.
Functional Labelling
Once we begin thinking about dividing text into its constituents we
must consider on what we will establish that two parts of constitute separated
stages. There are essentially two kinds of criteria we could use:
1.
Formal
Criteria: this approach emphasizes
sameness, as we divide the text so that each unit is constituents of the same
type.
2.
Functional
criteria: this approach emphasizes difference, as we divide the text according
to the different function of each stage.
If we took formal approach to constituent analyses of genres, we
could divide up the horoscope text into paragraph, then each paragraph into sentence,
and each sentences into words and so on.
While this approach certainly tells us something about the class of
linguistic items that occur within genres, it does not help us to answer the
short of functionally oriented question we are concerned with: how does each
stage in the genre contribute toward achieving the overall purpose of the next?
Ventola(1987) identify the stages in the book(text 3.2:post office
transaction)
Sales Initiation
1 sales person yes
please
(Costumer steps forward)
Sales Requests
2 costumer can
I have these two like that
(Costumer hands over two letters)
Sales Compliance
Sales Person yes
Price
(3 sec-sales person weight one letter)
4 sales person one’s
forty
(3 sec-sales person weight another letter)
5 ales person one
twenty five
Sales Request
Costumer and
.. have you got.. the … first day covers of…
Salesperson yes
Sales Clarification
salespeson how
many would you like?
Costumer four
please
Purchase
costumer I
will take two of each
salesperson uhum
Price
salesperson right…
that’s a dollar seventy thank you
Payment
salesperson here
we are
costumer thank
you
Change
salesperson dollar
seventy that’s two four and one’s five
thank
you very much
Purchase Closure.
salesperson they
will be right I’ll fix those up in a moment
costumer ok
(costumer leaves)
The more complex description of the generic structure of this text
can be achieved by writing the stage out in a linear sequence with the symbol ^
between stages to indicate that stages
are ordered with respect to each other. Thus, a linear description of the
schematic structure of the post office text becomes:
Sales initiation^ sales request^ sales compliance^ price^ sales
request^ sales clarification^ purchase^ price^ payment^ change^ purchase
closure
As our description of schematic structure has indicated, the order
of element of schematic structure is significant constraint. In many genres
such as the transactional one most element are fixed in their order of
occurrence. For example the stage of payment can only appear after
payment. The linearity of interaction
means order often carries dimensions of meaning.
DESCRIPTIVE GRAMMAR AND THE NOTION OF ‘APPROPRIACY’
Grammar closely related to how we should use any language. The
study of grammar equates with the study of how we talk or write correctly. but
linguists argue for a clear distinction between, on the one hand, the
grammatical system of a language that enables people to use language the way
they do, and on the other hand, the moral and social judgments made by people
about how the grammar English should be used.
Grammars that impose moral judgments, which view grammar in term of
right and wrong, are prescriptive grammar. An account of how we should speak is
a perspective or normative grammar. Such as grammar is interesting in linguists
not for what it tells us about the fact of language, but for what it tells us
about the values and prejudices of society at a given time.
The kinds of grammar linguists are use are descriptive grammars. It
makes no judgment abut the goodness/the badness, rightness/wrongness of
language use. A descriptive grammar is an account of how speakers actually use
the language. Linguists are not interested in making a judgment about whether
people should or shouldn’t use particular structures. They simply describe
grammar that enables language user to do what they do.
A descriptive grammar will run by making statements and assessments
not about good/bad, right/wrong, but about appropiacy or inappropiacy. Degree
of appropiacy is assessed not in term of arbitrary blanker statements about
inflexible grammar rule, but as statements about grammar as a set of choices
use in context.
Therefore our descriptive grammar will explain that not standard
use of the past participle for the simple past (seen) or the form youz
as a plural second person pronoun, while quite appropriate in informal
situations and are appropriate for formal occasions. As such form has become an
information about socio-economic information (social class, ethnic), and it has
a correlation with an implicit ideological belief (fantasy) that we interact
with others as equals.
Descriptive grammar will allow us to make statements about the
appropiacy of certain linguistic given in the context of their use. it is a
potential skill you must possess if you want to be able to describe, discuss,
compare and understand how people use to do social life.
Langganan:
Postingan (Atom)